Kamis, 18 Agustus 2016

Bertumbuh dan Memperbaharui Diri




Bertumbuh dan Memperbaharui Diri


ARTI PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah suatu proses, yang akan berakhir pada saat seseorang mencapai tujuan. Dalam kehidupan rohani, pertumbuhan adalah suatu proses untuk menjalani kehidupan rohani untuk mencapai tujuan, yaitu persekutuan dengan Allah. Karena persekutuan dengan Allah adalah kekudusan, maka pertumbuhan secara rohani senantiasa berkaitan dengan hidup kudus, bahkan kekudusan adalah tujuan dan buah dari pertumbuhan. Selanjutnya, pembaharuan juga mempunyai tujuan yang sama, yaitu kekudusan. Pembaharuan ataupun pertumbuhan bukanlah sesuatu yang berarti perombakan total sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses perubahan menuju sesuatu yang lebih baik. Oleh karena itu, sebenarnya pertumbuhan dan pembaharuan adalah sama saja, dan proses-nya itu sendiri merupakan perjuangan untuk hidup kudus. Dengan demikian, kita tidak dapat memisahkan pembaharuan dan pertumbuhan rohani dengan kekudusan.

ALASAN HARUS BERTUMBUH

Setiap orang mungkin pernah mencoba untuk berlari di atas mesin lari atau treadmill. Hidup kita di dunia ini adalah seperti treadmill, yang berjalan terus dan tidak berhenti. Sayangnya hidup di dunia ini cenderung berjalan berlawanan arah dengan nilai-nilai kekristenan. Inilah sebabnya Pasul Yohanes mengingatkan kita, “15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (1 Yoh 2:15-16). Untuk dapat bertahan di dalam hiruk pikuk dunia ini yang menawarkan berbagai kenikmatan daging, kesenangan mata dan keangkuhan hidup, kita perlu berlari melawan arus tersebut yang semakin kencang. Ini berarti di dalam kehidupan rohani, kita harus memperbaharui kehidupan rohani kita dan terus bertumbuh, sehingga kita mempunyai kekuatan untuk berlari tanpa henti sampai ke tempat tujuan, yaitu persatuan dengan Tuhan selamanya di Sorga (lih. 1 Kor 9:24). Oleh karena itu, untuk terus hidup sesuai dengan perintah Tuhan, pertumbuhan bukanlah suatu pilihan, namun suatu keharusan. Sebagaimana kita akan jatuh kalau kita diam pada mesin treadmill, demikianlah, kitapun akan jatuh kalau kita tidak bertumbuh secara rohani di tengah-tengah kehidupan ini – yang berlawan dengan nilai-nilai kekristenan. Jika ini terjadi maka akibat sungguh fatal: yaitu kehilangan keselamatan kekal. Betapa seriusnya keharusan kita untuk terus bertumbuh dan tak boleh berhenti.
G.K. Chesterton mengungkapkannya dengan begitu indah dan sederhana, “A dead thing can go with the stream, but only a living thing can go against it.”[11] Orang yang bertumbuh dan memperbaharui diri menandakan bahwa dirinya adalah seseorang yang hidup, yang mampu untuk melawan arus dunia. Orang yang senantiasa berjalan sejalan dengan arus ini adalah orang-orang yang pada dasarnya mati.  Sebagai orang yang hidup, apalagi hidup di dalam Kristus – kita harus terus bertumbuh dan memperbaharui diri untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus walaupun untuk itu kita harus berjuang melawan arus.

TUJUAN PEMBAHARUAN DAN PERTUMBUHAN

Pembaharuan adalah pertumbuhan dalam kekudusan dan merupakan karunia dari Allah.[12] Pembaharuan maupun pertumbuhan secara rohani adalah suatu proses untuk mencapai tujuan akhir, yaitu persatuan dengan Allah. Kalau persatuan dengan Allah hanya dapat dicapai dengan kekudusan (lih. Mt 5:48), maka pembaharuan dan pertumbuhan dalam kehidupan kita juga hanya dicapai dengan hidup kudus.

Dan inilah sebenarnya yang menjadi dasar dari semua inisiatif Allah di dalam Perjanjian Lama yang terpenuhi dalam Perjanjian Baru. Nabi Yeremiah mengatakan
31 Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, 32 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. 33 Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 34 Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yer 31:31-34).
Semua janji Tuhan ini terpenuhi karena Tuhan Yesus menjadikan Diri-Nya Korban Perjanjian Baru. yang menggenapi janji Tuhan dalam Perjanjian Lama. Melalui pengorbanan Kristuslah, manusia memperoleh pengampunan dosa dan menerima Roh Kudus sebagai sumber kekudusan. Roh Kudus inilah yang memperbaharui hati manusia menjadi baru (lih. Mzm 51:10). Oleh sebab itu, Tuhan sendirilah yang menjadi sumber dari pembaharuan maupun pertumbuhan. Tuhan memberikan kepada kita hati yang rindu untuk bersekutu dengan-Nya dan pada saat yang sama, Tuhan juga memberikan jalan dan caranya, yaitu di dalam Yesus Kristus.[13]

CARA UNTUK BERTUMBUH

Setelah kita melihat bahwa pertumbuhan dan pembaharuan rohani adalah suatu karunia dari Allah, maka untuk bertumbuh, kita harus bergantung pada rahmat Allah dan segala sesuatu yang membuat rahmat Allah dapat mengalir di dalam kehidupan kita. Hal-hal yang membuat kita dapat bertumbuh secara rohani adalah: 1) Kitab Suci, 2) doa, 3) sakramen-sakramen, 4) Gereja, 5) belajar. Mari sekarang kita melihat satu-persatu tentang kelima hal ini.

1. Kitab Suci

Kitab Suci adalah Sabda Allah sendiri yang dinyatakan dalam bahasa manusia. Di dalamnya, kita mengetahui rencana keselamatan Allah, kasih Allah, keadilan Allah, hubungan antara manusia dan Allah dan bagaimana untuk hidup sesuai dengan rencana Allah. Begitu pentingnya membaca Kitab Suci dalam kehidupan  rohani kita, sehingga St. Jerome/ Hieronimus mengatakan, “For ignorance of Scripture is ignorance of Christ“- terjemahannya: “Sebab pengabaian terhadap Kitab Suci adalah pengabaian terhadap Kristus”.[14].
Oleh karena itu, Gereja telah menentukan dibacakannya secara garis besar keseluruhan Kitab Suci kepada umatnya dalam penanggalan liturgi yang berlaku dari tahun ke tahun. Gereja Katolik mempunyai kalendar liturgi yang terdiri dari tahun A, B, C untuk bacaan Mingguan; dan juga tahun I dan II, untuk bacaan harian. Kalau kita setia mengikuti bacaan Misa hari Minggu dan bacaan harian, maka dalam tiga tahun, kita seharusnya telah membaca hampir seluruh isi Kitab Suci secara garis besar. Begitu inginnya Gereja untuk mendukung umatnya untuk membaca Kitab Suci secara teratur, sampai Gereja memberikan indulgensi kepada orang yang membaca dan merenungkan Sabda Tuhan selama setengah jam setiap hari.

2. Doa

Doa adalah nafas dari kehidupan rohani kita. Sama seperti kita tidak dapat hidup tanpa nafas, maka tanpa doa, kita tidak mungkin dapat bertumbuh. Doa seharusnya menjadi suatu cara untuk hidup kudus. Namun, lebih dari sekedar cara, doa sesungguhnya adalah suatu tujuan, karena di dalam doa kita mengambil bagian dalam kehidupan Tuhan. Kalau Sorga adalah persatuan abadi dengan Tuhan, maka doa adalah suatu pandangan ke Sorga. Tidaklah heran, kalau St. Teresia Kanak-kanak Yesus mengatakan, “Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke Surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan”[15].

3. Sakramen-sakramen

Memang ada berbagai cara untuk menerima rahmat Tuhan, namun sakramen adalah cara yang diberikan oleh Kristus lewat Gereja-Nya, agar rahmat Tuhan mengalir kepada umat-Nya. Katekismus Gereja Katolik mengatakan bahwa sakramen-sakramen Gereja merupakan tanda yang kelihatan dari rahasia/ misteri Kristus -yang tak kelihatan- yang bekerja di dalam Gereja-Nya oleh kuasa Roh Kudus[16], sehingga misteri Kristus dapat dihadirkan kembali saat ini dan memberikan buah- buahnya.  Betapa nyatanya ‘rahasia’ ini diungkapkan di dalam sakramen-sakramen Gereja, terutama di dalam Ekaristi Sungguh disayangkan kalau umat Katolik yang ingin bertumbuh mencoba dengan berbagai cara – termasuk mungkin pergi ke gereja-gereja non-Katolik – namun, melupakan apa yang sebenarnya telah diberikan oleh Kristus sendiri, yaitu sakramen, yang merupakan saluran rahmat Allah.

4. Gereja

Kalau ketujuh sakramen yang kita kenal mengungkapkan misteri Kristus dan memberikan rahmat sesuai dengan karakter dan tujuan dari sakramen tersebut, maka Gereja adalah misteri terbesar dari Kristus sendiri, sehingga Gereja menjadi sakramen keselamatan, yang menjadi tanda rahmat Allah dan sarana yang mempersatukan Allah dan manusia.[17] Kita sebagai umat Katolik sudah seharusnya bersyukur bahwa kita dipersatukan oleh Tuhan di dalam Gereja-Nya, yang mempunyai empat tanda: satu, kudus, katolik dan apostolik. Di dalam persekutuan Gereja inilah kita bersama-sama bertumbuh untuk memperoleh keselamatan. Bahkan St. Jerome (Hieronimus), St. Thomas Aquinas, St. Petrus Kanisius, St. Robert Bellarminus mengatakan bahwa Gereja adalah seperti perahu Nabi Nuh, di mana di dalamnya, orang mendapatkan keselamatan. Di dalam perahu keselamatan inilah seharusnya kita semua yang termasuk di dalamnya mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Pada waktu kita lemah, kita dapat menimba kekuatan dari komunitas- komunitas gerejawi, namun sebaliknya kita dapat memberi bantuan kepada yang lemah (lih Gal 6:2).
Gereja yang menjadi pilar dan dasar kebenaran (lih 1 Tim 3:15), merupakan tempat bagi kita untuk bertumbuh dalam kebenaran dan kasih. Kepenuhan kebenaran di dalam Gereja yang dinyatakan lewat doktrin dan dogma, membebaskan kita, karena kebenaran memerdekakan kita (lih. Yoh 8:32). Doktrin dan dogma seharusnya bukan dipandang sebagai suatu hal yang membatasi kebebasan kita, namun seharusnya menjadi pegangan bagi kita untuk bertumbuh dalam kekudusan. Kita juga harus bersyukur atas anugerah para gembala kawanan umat Allah yaitu Paus, para uskup, para imam, sebab Roh Kudus bekerja melalui mereka. Melalui merekalah, maka persatuan umat Allah dapat terjaga dan konsistensi doktrin dan dogma dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi dengan murni.

5. Belajar

Hal lain yang harus dilakukan untuk bertumbuh adalah belajar. Sama seperti seseorang yang ingin menjadi seorang arsitek, yang harus belajar begitu banyak hal, seperti matematika, mekanika teknik, menggambar, dan lain lain. Kalau di dalam kehidupan sehari-hari seseorang yang ingin mengetahui sesuatu harus belajar dan mencari, demikian juga dengan kehidupan rohani kita. Kita dapat belajar begitu banyak dari kakak kelas kita – yaitu para kudus, dari diktat/catatan kuliah – yaitu doktrin dan dogma, dari kuliah kerja nyata – yaitu hidup kudus, dari Yesus, Maria, dan seluruh jajaran para kudus.

BUAH-BUAH PERTUMBUHAN DAN PEMBAHARUAN

Karena pertumbuhan dan pembaharuan tak terpisahkan dengan kekudusan, maka buah-buah dari pertumbuhan dan pembaharuan adalah buah-buah kekudusan. Dan buah-buah ini bukan hanya terlihat di Gereja, namun juga di dalam kehidupan sehari-hari, karena kekudusan berpengaruh terhadap seluruh sendi kehidupan. Berikut ini adalah buah-buah dari kekudusan yang ide besarnya disarikan dari buku In His Image.[18]

1. Kesadaran yang lebih tinggi akan kehadiran Tuhan

Karena kekudusan adalah persatuan yang sempurna dengan Tuhan, maka buah dari pembaharuan adalah bertumbuhnya kesadaran akan siapa Tuhan, kasih-Nya, kehadiran-Nya, kebijaksanaan-Nya, dan kebenaran-Nya. Dengan kesadaran inilah, seseorang dapat melihat kehadiran dan karya Tuhan dalam berbagai kesempatan, seperti: dalam berbagai ciptaan Tuhan, dalam pekerjaan sehari-hari, dalam diri teman-teman dan keluarga, dalam diri orang-orang yang miskin, juga dalam pencobaan dan penderitaan.

2. Kepekaan yang lebih tinggi akan panggilan hidup dan identitas diri

Karena kekudusan adalah berbagi kehidupan dengan Tuhan, maka seorang yang bertumbuh dalam kekudusan akan berjuang untuk menerapkan prinsip ajaran Tuhan dalam kehidupan-Nya. Ia akan menempatkan apa yang diinginkan oleh Tuhan dalam kehidupannya di atas kepentingan atau keinginan pribadi. Dengan mengenal Tuhan lebih dalam, maka seseorang dapat mengenal diri sendiri lebih dalam lagi, yang pada akhirnya seseorang mempunyai kepekaan akan panggilan hidupnya. Dan panggilan hidupnya sebagai seorang Kristen adalah berpartisipasi dalam tiga misi Kristus, yang terdiri dari nabi, imam dan raja.[19]
a) Identitas sebagai Nabi: mengasihi kebenaran
Seseorang yang bertumbuh di dalam kekudusan akan semakin terpanggil untuk mencari/ mempelajari kebenaran Kristus, berjuang untuk melaksanakannya dan akhirnya juga mengambil bagian dalam tugas perutusan Kristus untuk mewartakan kebenaran tersebut. Ia akan mengasihi kebenaran di atas kepentingannya sendiri. Kebenaran yang dinyatakan dalam doktrin dan dogma Gereja menjadi panduan hidupnya, kebenaran Sabda Allah menjadi pelita dalam hidupnya, dan keinginan untuk meniru kehidupan para kudus mewarnai kehidupannya. Ia akan menjadi begitu antusias dalam mewartakan iman.
b) Identitas sebagai imam: mengasihi Tuhan dan sesama
Persatuan yang begitu erat dengan Kristus membuat seseorang menyadari bahwa Kristus mengorbankan diri-Nya demi kasih-Nya kepada Bapa dan manusia. Setiap murid Kristus juga dipanggil untuk meniru jejak Kristus, yaitu untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan; dan mengasihi sesama atas dasar kasih kepada Tuhan. Kehidupan seorang murid Kristus diwarnai dengan cara pandang dari Allah. Dia tidak terlalu kuatir tentang apa yang dikatakan oleh teman-teman, namun lebih kuatir tentang apa yang dikatakan oleh St. Matius, St. Markus, St. Lukas, St. Yohanes, St. Paulus, St. Petrus, dan terutama adalah Bunda Maria dan Tuhan Yesus.
c) Identitas sebagai raja: melayani sesama
Karena salah satu misi Kristus adalah untuk memperbaharui muka bumi, maka setiap murid Kristus juga dipanggil untuk melakukan karya ini, yaitu dengan melayani sesama- terutama yang menderita, miskin, dan yang membutuhkan pertolongan. Salah satu tanda dari kedewasaan kasih adalah memberikan talenta untuk membangun Gereja dari dalam dan dengan demikian melayani sesamanya di dalam kehidupan sebagai sesama murid Kristus.

3. Pertobatan

Salah satu buah yang menonjol dari pertumbuhan dan pembaharuan adalah pertobatan. Semakin seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan Tuhan, maka ia akan menyadari akan kelemahan, kekurangan dan dosa-dosa yang dilakukannya. Ia akan menyadari dosa-dosanya sendiri, namun pada saat yang sama menyadari akan kebesaran dan kerahiman Tuhan yang mengampuninya; dan hal ini membuatnya menjadi rendah hati. Seseorang akan mengalami pertobatan yang terus menerus jika ia senantiasa menempatkan Tuhan dan kebenaran-Nya di atas kepentingan dan pendapat pribadi.

4. Kehidupan sakramental

Persatuan yang begitu erat dengan Allah, menyadarkan seseorang yang telah diperbaharui bahwa dia membutuhkan rahmat Allah untuk menjalankan kehidupan ini sesuai dengan perintah-perintah Allah. Karena Kristus sendiri yang memberikan sakramen-sakramen kepada umat-Nya dan menjamin rahmat-Nya mengalir, maka orang yang diperbaharui akan menyadari bahwa sakramen-sakramen, terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat merupakan sarana baginya untuk memperoleh rahmat kekuatan dan pertumbuhan rohani. St. Thomas Aquinas memberikan argument of fittingness tentang ketujuh sakramen:
“Ada tujuh sakramen dari hukum yang baru…. Lima yang pertama diberikan untuk kesempurnaan kehidupan batin rohani dari seseorang; dua yang terakhir diberikan untuk mengatur dan menumbuhkan Gereja secara keseluruhan. Dengan Sakramen Baptisan, kita lahir lagi secara rohani dan dengan Sakramen Penguatan kita bertumbuh di dalam rahmat dan dikuatkan dalam iman. Dengan dilahirkan kembali dan dikuatkan, kita dipelihara dengan makanan Ilahi dari Sakramen Ekaristi. Jika karena dosa, kita menjadi sakit di dalam jiwa, kita disembuhkan secara rohani dengan Sakramen Tobat; kita juga disembuhkan di dalam roh dan tubuh sejauh itu baik untuk jiwa dengan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Melalui Sakramen Imamat, Gereja diatur dan menerima pertumbuhan secara rohani; melalui Sakramen Perkawinan, dia [Gereja] menerima pertumbuhan badani.”[20]

5. Keinginan untuk kekudusan dan doa

Seseorang yang diperbaharui dan bertumbuh secara rohani akan menyadari dan mempunyai kepekaan akan kasih Allah. Kasih Allah inilah yang menjadi motivasi untuk membalas kasih-Nya dengan kembali mengasihi Allah dan menjalankan semua perintah-Nya (lih. Yoh 14:15). Dan hubungan kasih ini terbina, terpupuk dan menjadi suatu dialog di dalam doa. Oleh karena itu, doa bukan lagi menjadi suatu rutinitas, namun menjadi suatu kebutuhan. Doa ini juga yang menjadi kekuatan untuk bertumbuh dalam kekudusan.

6. Menyadari perlunya belajar

Seseorang yang telah diperbaharui dan terus bertumbuh dalam mengasihi Kristus. Semakin seseorang mengasihi, semakin dia ingin tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan Yang dikasihi, yaitu Kristus. Sebab seseorang tidak dapat mengasihi apa yang tidak dikenalnya, namun sebaliknya setelah mengenalnya, maka dengan kasih ia akan semakin ingin mengenal yang dikasihinya dengan lebih lagi. Orang tersebut akan mempelajari Kitab Suci dengan sungguh-sungguh. Kitab Suci dan Katekismus Gereja Katolik adalah buku yang perlu dibaca untuk mengerti rencana Allah secara keseluruhan.

7. Perspektif kehidupan yang berbeda

Seseorang yang telah diperbaharui akan melihat kehidupan dengan cara yang berbeda. Kehidupan yang hiruk pikuk tidak membuatnya kehilangan fokus akan tujuan paling akhir dalam kehidupannya, yaitu persatuan dengan Tuhan di Surga. Dia telah mendefinisikan kebahagiaannya dengan mereferensikannya kepada Tuhan. Dengan demikian, orang yang telah diperbaharui tidak gentar dalam menghadapi kesulitan hidup, karena percaya akan belas kasih Tuhan dan mengerti bahwa kesulitan yang dialaminya bersifat sementara. Dia mengerti bahwa semua yang ada di dunia ini – harta, kekayaan, kehormatan, kekuasaan – hanyalah bersifat sementara, dan dia menaruh pengharapan yang besar akan kesempurnaan untuk selamanya di dalam Kerajaan Allah (lih. 1 Kor 13:12). Ia akan menyadari bahwa segala yang ada padanya sesungguhnya adalah pemberian Tuhan dan harus digunakan kembali untuk memuliakan nama-Nya.

8. Kepekaan akan komunitas

Kesadaran untuk mengasihi Tuhan dan sesama sebagai esensi dari kekudusan, membuat seseorang menjadi peka bahwa perjalanan yang harus dijalani di dunia menuju ke Sorga bukanlah perjalanan ‘sendirian’ atau hanya antara aku dengan Yesus, namun bersama-sama juga dengan saudara-saudari seiman. Kesadaran akan talenta dan keterbatasan diri mendorong seseorang untuk melibatkan diri dalam komunitas, sehingga dapat saling berbagi dan menguatkan. Di dalam persatuan iman dalam komunitas inilah, seseorang dapat terus bertumbuh, karena mempunyai nilai-nilai yang sama, iman yang sama, kebenaran yang sama, Gereja yang sama, dan Yesus yang sama.
KESIMPULAN DARI PERTUMBUHAN DAN PEMBAHARUAN
Setelah kita mengetahui pengertian pertumbuhan atau pembaharuan, alasan, tujuan, cara, dan pernyataanya, maka yang harus kita lakukan adalah untuk berusaha terus bertumbuh secara rohani. Kemunduran kehidupan rohani akan membahayakan keselamatan kita karena dapat membuat kita terseret dalam arus dunia ini, yang berlawanan dengan nilai-nilai kekristenan. Tidak ada cara lain untuk bertumbuh secara rohani kecuali dengan terus berjuang setiap hari. Mari kita mengingat apa yang dikatakan oleh rasul Paulus “…aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Fil 3:13-14).
Maka mari, janganlah takut untuk bertumbuh; dan jangan takut untuk hidup kudus. Sebab jika surga-lah tujuan kita, maka kita tidak mempunyai jalan lain untuk menuju ke sana, selain berjuang untuk hidup lebih kudus hari lepas hari, tentu dengan bantuan rahmat Tuhan.
Image result for tuhan yesus


https://www.google.co.id/search?q=tuhan+yesus&rlz=1C1CHWL_enID704ID705&espv=2&biw=1366&bih=677&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjAmem6vNbOAhXBu48KHev7AWMQsAQIGQ




Sumber : http://www.katolisitas.org/bertumbuh-dan-memperbaharui-diri-secara-spiritual/

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest
Domo-kun Cute

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © valenciaathalia | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com